TEKNIK PENGEMBANGAN BUDIDAYA KOPI DAN POTENSI BISNIS KOPI DI INDONESIA

- TEKNIK PERKEMBANGAN BUDIDAYA KOPI DAN POTENSI BISNIS  KOPI DI INDONESIA -


Sejarah Kopi di Indonesia
             Tanaman kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional. kopi sudah ada sejak zaman Ethiopia yakni pada abad ke 9. kemudian bangsa Arab memperluas perdaganganya sampai ke afrika dan hingga masuk ke Indonesia. Pengembangan kopi dan terutama untuk membantu masyarakat yang tertarik pada tanama kopi, maka perlu budidaya tanaman kopi hingga pada pasca panen. Tatacara budidaya dan penanganan pasca panen kopi perlu diketahui masyarakat sebagai pedoman umum bagi masyarakat pada saat praktisi di lapang. Kopi yang merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia yang memiliki beberapa jenis diantaranya; kopi arabica, kopi robusta, dan kopi spesial Indonesia (seperti; kopi lintong dan kopi toraja dal lainnya). 


Cara dan Teknik Budidaya Kopi
         Supaya dapat menghasilkan hasil produksi yang maksimal, maka kegiatan budidaya dan pasca panen pada tanaman kopi memerlukan beberapa proses, diantaranya;

1). Persyaratan Tumbuh

Persyaratan Tumbuh tersebut dapat membantu dan memperoleh hasil produksi yang baik, adapun syarat tumbuh yang harus diperhatikan, yakni; (1) Ketinggian tempat, pada umumnya kopi di Indonesia dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat 700 m di atas permukaan laut (dpl). Ketinggian tempat penanaman akan mempengaruhi juga dengan citarasa kopi (2) Curah hujan dan Lahan, curah hujan harus sesuai untuk kopi seyogyanya dengan 1500-2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius dengan lahan kelas s1 dan s2. (3) Bahan tanaman dan lingkungan tumbuh, syarata tumbuh ini sangat penting bagi produktivitas kopi di Indonesia dengan menggunakan bahan tanam unggul yang sesuai dengan tempat tumbuh kopi dan melakukan perbaikan lahan kopi. melakukan

2) Pembibitan dan Perbanyakan Bahan Tanaman Kopi

Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan cara vegetatif menggunakan bagian dari tanaman dan generatif menggunakan benih atau biji. Perbanyakan secara generatif lebih mudah dilakukan karena cara itu sudah umum digunakan, lebih singkat untuk menghasilkan bibit siap tanam dibandingkan dengan perbanyakan bibit secara vegetatif (klonal). Kelebihan yang dimiliki perbanyakan kopi secara klonal sebagai berikut;

Ø   Mempunyai sifat yang sama dengan tanaman ketuanya

Ø   Mutu hasil seragam

Ø   Memanfaatkan dua sifat unggul batang atas dan batang bawah

Ø   Memiliki umur berbuah lebih awal

3). Penanaman

            Jarak tanamn untuk tanaman kopi pada dasarnya disesuaikan dengan kemiringan tanah dengan tata tanam untuk lahan dengan kemiringan tanah kurang dari 15% tiap klon ditanam dengan lajur sama, berseling dengan klon ini. Kemiringan tanah lebih dari 15% tiap klon diletakkan dalam satu teras, diatur dengan jarak tanam sesuai lebar teras. Hal ini untuk mengantisipasi jika kemudian hari dilakukan penyulaman, selain memudahkan penenlusuran klon jua tidak mengubah imbangan komposisi klon.

4). Pemupukan

            Pemupukan ini bertujuan untuk menjaga daya tahan tanaman kopi, meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi. Pemupuka dilakukan dengan tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya. Hal tersebut bergantung pada jenis tanah, iklim dan umur tanaman kopi. Pupuk dapat diletakkan sekitar 30-40 cm dari batanag pokok dan untuk dosis pemupukan biasanya menyesuaikan umur tanaman kopi.

5). Pemangkasan

            Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman kopi mempunyai manfaat dan fungsi yakni agar pohon tetap rendah sehingga mudah dalam perawatannya, agar bisa tumbuh dan membentuk cabang-cabang yang baru, mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah mengendalikan hama dan penyakit. Pemangkasan dapat dilakukan pada saat panen bersamaan untuk menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif yaitu cabang liar maupun cabang  yang sudah tua. Pemangkasan dilakukan pada cabang yang tidak prosuktif guna untuk unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada cabang-cabang yang produktif. Secara morfologi buah kopi akan berbuah pada percabangan yang banyak, sehingga pemangkasan tidak hanya untuk memperbanyak percabangan, tetapi juga memperbanyak hasil buah kopi.

6). Penaungan

            Penaungan dibagi menjadi dua bagian yaitu; penaungan sementara dan penaungan tetap. Penaungan sementara dilakukan pada awal musim hujan dengan perlakuan yang baik dan rapi supaya tidak rimbun. Pemangkasan pada tanaman naungan agar cahaya matahari dapat masuk dan merangsang pembentukan pembungaan kopi.  Penaungan tetap diusahakan pada percabangan bagian bawah 1-2 meter di atas pohon kopi dan dilakukan pemangkasan secukupnya. Tanaman penaung seperti pada pohon leguminosa dan pohon lamtoro yang dapat mengikat N pada akar-akarnya (memperkaya kandungan N tanah melalui daun-daun yang gugur). Pengelolaan tanaman naungan dengan cara pemangkasan dapat berpengaruh bagi tanaman kopi dengan tujuan pengelolaan naungan, memberi cukup cahay matahari, mempermudah peredaran udara dan mengurangi kelembapan udara yang tinggi selama musim hujan. Semakin tinggi tanaman kopi semakin tinggi juga tanaman naungan itu, maka cabang pada tanaman naungan yang berada dibawah harus dipangkas.

7). Pengendalian Hama dan Penyakit

            Akibat turunnya produktivitas kopi karena adanya beberap faktor, antara lain, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pada OPT terdapat tiga jenis utama yang mengganggu dan menyerang tanaman kopi yaitu hama  (Hama Penggerek Buah Kopi atau PBKO), nematoda parasit (Pratylenchus coffea) dan penyakit (Penyakit Karat Daun Kopi). Rendahnya produksi kopi disebabkan sulitnya pengendalian hama dan penyakit yang terus menerus menyerang walaupun sudah digalakkan kegiatan untuk pemberantasan hama dan penyakit, maka dari itu pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kopi perlu dilakukan secara teratur dan dan benar agar produksi dan produktivitas kopi mengalami peningkatan dan hasil yang diperoleh akan baik secara kualitas maupun kuantitas produksi kopi.

8). Panen dan Pengolahan

            Panen dilakukan pada saat buah kopi sudah masak yaitu dengan melakukan pemetikan. Pemanenan buah kopi yang umumnya berusia mulai sekitar 2,5 – 3 tahun yang mana pada buah kopi itu sudah mengalami perubahan warna kulit buah, adapun warna yang terdapat pada buah kopi yakni; buah kopi yang berwarna hijau tua berarti buah kopi yang masih muda, berwarna kuning adalah setengah masak dan jika warna buah kopi sudah merah maka buah kopi menunjukkan buah sudah masak penuh. Waktu untuk pemanenan buah kopi terkadang hanya memperkirakan sendiri, kemudian untuk mendapatkan mutu hasil yang tinggi petani harus meakukan pemetikan dengan kondisi buah kopi yang masak penuh.


Cara Pengolahan Kopi

            Pengolahan terdapat dua cara yaitu; cara basah dan cara semi basah,. 

  1. Tahapan pengolahan kopi dengan cara basah adalah sebagai berikut; panen -pengupasa kulit  kopi HS – sortasi biji kering – pengeringan – pencucian – fermentasi – pengupasa kulit buah merah – sortasi buah – pengemasan dan penyimpanan.
  2. Tahapan pengolahan kopi dengan cara semi basah yaitu; Panen pilih -  sortasi buah – pengupasa kulit buah merah –fermentasi + pencucian lendir – penjemuran – 1-2 hari, KA 40 % - pengupasan kuit cangkang – penjemuran biji sampai KA 11-13 % - sortasi dan pengemasan – penyimpanan dan penggudangan.

Comments

Post a Comment