INDONESIA GELAR ASAFF Asian Agricultural and Food Forum SEBAGAI STRATEGI MENARIK INVESTASI ASING
DIGELARNYA ASAFF Asian Agricultural and Food Forum STRATEGI MENARIK INVESTASI ASING
Oleh :
Nama : Nita Oktaviana
NIM : 171510601063
HKTI
(Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) pada Tahun 2018 pernah suskses dalam
kegiatannya yakni ASAFF (Asian
Agricultural and Food Forum). Hasil dari diskusi tersebut sangatlah
memberikan dampak yang positif bagi Pertanian Indonesia. Melihat dari suksesnya
kegiatan yang digelarnya, pada bulan maret kemarin tepatnya tanggal 12-14 Maret
2020 Himpunan Kerukunan Tani Indonesia hendak untuk melakukan penyelenggaraan
yang serupa dengan menhadirkan AsianAgricultural and Food Forum (ASAFF)
kembali di Jakarta Conventition Center.
Digelarnya acara tersebut yakni dengan tujuan
untuk meningkatkan hasrat dari para pebisnis di bidang pertanian untuk maju dan
mampu sukses di bidang pertanian. Selain itu kegiatan ASAFF juga diharapkan
mampu memikat para investor asingagar mau bergabung dan berkolabirasi bersama
di bidang pertanian Indonesia. ASAFF adalah salah satu forum yang berskala
Internasional, selain itu posisi Asia yang sangat strategis akan pertaniannya
khususnya Indonesia, sangat cocok sekali apabila kegiatan ASAFF ini digelar. Dari
tahun sebelumnya digelarnya ASAFF di Indonesia sudah mampu membangun
kemandirian dan keamanan pangan di kawasan Asia. Oleh karena itu kegiatan di
tahun 2020 ini sangatlah ditunggu-tunggu oleh para penggelut di bidang
pertanian.
Forum ASAFF dihadiri oleh para pembisnis pertanian
dari berbagai daerah, seperti Tiongkok, China, Singapura, Qatar, Iran,
Malaysia, India, dll. Harapan dari digelarnya kegiatan ASAFF adalah sebagai
ajang bertukan ilmu dan informasi bisnis di pertanian. “saya harap dengan
adanya kegiatan ini akan banyak investor asing mamu berinvestasi di dalam
bisnis pertanian yang ada di Indonesia “ Ujar Moeldoko selaku ketua Himpunan
Kerukunan Tani Indoneisa. ASAFF tahun 2020 yang digelar pada bulan maret lalu
juga ikut serta menyoroti perihal isu-isu dibidang pertanian, seperti isu
terkait dengan bio-energy yang sedang ramau diperbincangkan di Indonesia yang
berkaitan dengan penggunaan B-30.
Isu tersebut membahas tentag bagaimana Inonesia saat
ini yang sedang mengalami ketidakseimbangan yang terjadi antara ketersediaan
energi dengan kebutuhannya. Isu lainnya yakni terkait dengan Isu air yang ada
di Indinesia. Karena Indonesia menjadi sorotan dunia akan kekayaan alamnya
seperti berupa minyak bumi dan sumberdaya alamnya. Indonesia merupakan potensi
yang cukup besar berkaitan dengan bioenergy yang terletak mulai darsabang
hingga merauke. Selain itu dari bioenergi juga diharapkan mampu sustainnable ,
ramah lingkungan , dan tidak menghasilkan polutan-polutan seperti bahan energi
yang dihasilkan dari fosil.
Salah satu biomassa yang daat dijadikan sebagai
pengganti fosil dan memiliki potensi cukup tinggi di Indonesia adalah sumber
energi dari kelapa sawit yang limbahnya dapat diolah. Limbah dari kelapa sawit (POME)
nantinya juga masih mengandung sumber
energi dan dapat digunakan menjadi tenaga biogas. “ Ujar Farida”
Selain membahas dari peluang-peluang yang nantinya
dapat diperoleh dari kolaborasi pertanian nantinya, semua pihak dari ASSAF juga
diharapkan mampu memberikan motivasi kepada generasi muda khususnya untuk tetap
memndukung smart farming dan digital farming serta menumbuhkan rasa mencintai
pertanian. Ujar Moledoko “ Diharapkan apa yang dijajaki nantinya semua nanti
bisa direalisasikan dalam aksi dan kolaborasi strategis”.
#ManajemenBisnisdanInvestasi
#FakultasPertanianUniversitasJember
#TraditionOfExcellence
Dosen Pengampu :
Dosen 1.
Twitter : @suciati_luhputu
Facebook : Luh Putu
Dosen 2.
Facebook : Ratih Apri Utami
Instagram : @Ratih_Apri_Utami
Oleh : Nita Oktaviana
NIM : 171510601063
MK : Manajemen Bisnis dan Strategi Investasi
Facebook : Nita Oktaviana Efendi
Instagram : @nita_efendi1998
Sumber :
iya sih,, ASAFF Sangat membantu sekali. saya sendiri juga merasa termotivasi
ReplyDeleteWah, bagus sekali artikelnyaa terima kasih banyak
ReplyDelete