PERILAKU KONSUMEN PADA KOMODITAS PERTANIAN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PADA PRODUK PERTANIAN STUDI KASUS PADA PRODUK SEKTOR PERKEBUNAN

Disusun oleh : Nathania Calista Yoci     (171510601092)



Analisis Perilaku Konsumen Pada Produk Pertanian Subsektor Perkebunan

(Studi Kasus Pada Komoditas Kopi)

Perilaku konsumen merupakan aktivitas yang dilakukan pelaku ekonomi terkhususnya individu maupun masyarakat dalam pasar menyangkut proses pengambilan keputusan sebelum pembelian mencakup tindakan dalam memperoleh, memakai, mengonsumsi dan menghabiskan produk barang atau jasa yang dikonsumsi. Perilaku konsumen dapat dilihat melalui jenis produk, jumlah produk, cara menggunakan produk, kapan membeli produk dan sebagainya. Perilaku konsumen juga dapat diketahui melalui nilai, kebutuhan, persepsi, serta perasaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsinya (Simamora, 2003).

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni budaya, sosial, kepribadian dan psikologis. Faktor budaya membentuk perilaku individu dalam melakukan konsumsi melalui nilai, kebiasaan, persepsi, preferensi dan perilaku yang berasal dari lingkungan sosial dan geografis. Faktor sosial meliputi kelompok acuan; keluarga; dan peran serta status yang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam melakukan konsumsi barang atau jasa. Faktor pribadi meliputi usia individu, siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Faktor kepribadian meliputi sifat dan sikap individu yang akan menuntun aktivitas individu tersebut dalam melakukan konsumsi barang atau ajsa. Faktor psikologis meliputi mental individu yang dapat berpengaruh kepada perilaku individu tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi individu atau konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengonsumsi suatu barang atau jasa (Rangkuti, 2006).

            Komoditas kopi berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan negara dan perekonomian negara karena merupakan salah satu penghasil devisa negara melalui sektor tenaga kerja dan ekspor. Kopi merupakan produk unggulan perkebunan di Indonesia karena menjadi komoditas ekspor yang diperhatikan oleh dunia. Kopi di ekspor dalam bentuk mentah dan olahan seperti bubuk kopi. Produk kopi dipasarkan pada konsumen potensial dan konsumen akhir. Konsumen potensial biasanya merupakan sektor industri, produk yang dipasarkan biasanya berbentuk produk primer yaitu kopi dalam bentuk biji karena sektor industri menghasilkan produk primer menjadi produk sekunder seperti kopi bubuk, kopi instan, masker, sabun dan sebagainya. Konsumen akhir menerima produk kopi dalam bentuk produk akhir yaitu setelah melalui proses agroindustri yang dilakukan oleh sektor industri manufaktur.

            Industri kopi terutama pada produk kopi instan saat ini sudah banyak diterima oleh masyarakat karena praktis, identitas kopi instan yang identik dengan kehidupan masyarakat modern dan kesibukan masyarakat pada masa kini yang beragam dan menghabiskan waktu seperti pekerjaan lembur. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi konsumen kopi dalam mengambil keputusan pembelian kopi instan yaitu jenis kelamin, lama waktu beraktivitas, pendidikan konsumen serta informasi yang dimiliki konsumen.  Jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi, konsumen berjenis kelamin laki-laki cenderung lebih banyak mwngonsumsi kopi daripada perempuan. Tingkat pendidikan juga berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tingi keputusan konsumen dalam mengonsums kopi instan. Jam kerja berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi, semakin tinggi jam kerja seseorang semakin tinggi pula keputusan seseorang untuk mengonsumsi kopi instan, bertambahnya jam kerja seseorang akan berpengaruh pada meningkatnya perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi. Ketersediaan informasi seperti iklan dan media berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi kopi, semakin banyak informasi yang diketahui oleh konsumen semakin tinggi pula keputusan seseorang untuk mengonsumsi kopi instan (Mizfar et al., 2015).



ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PADA PRODUK PERTANIAN STUDI KASUS PADA PRODUK SEKTOR TANAMAN PANGAN

Disusun oleh : Ningrum Aprianti 171510601066

 

Beras merupakan makanan pokok hampir semua masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap beras tiap tahun selalu meningkat dapat dilihat dengan bertambahnya penduduk Indonesia. Tingginya konsumsi beras di Indonesia juga dikarenakan budaya jika belum makan nasi bukan dikatakan makan. Kebutuhan karbohidrat sudah terpenuhi dari makanan lain tetapi tetap akan mengkonsumsi nasi. Secara umum sekitar 60% masyarakat masih memilih beras yang berkualitas rendah hingga sedang dikarenakan harganya yang murah sedangkan 40% adalah meemilih beras yang berkualitas baik dengan harga yang mahal dikarenakan faktor pendapatan yang tinggi. Salah satu contoh yaitu konsumsi di Kota Makassar penduduk yang pertumbuhannya cukup pesat yang menjadikan konsumsi beras setiap tahunnya meningkat. Beras yang dikonsumsi oleh masyarakat dapat berbeda-beda sesuai tingkatan sosial yaitu salah satunya pendapatan tinggi dan pendapatan rendah. Perbedaan pendapatan dapat diperoleh perbedaan pola konsumsi konsumen terhadap beras.

Penelitian perilaku konsumen terhadap konsumsi beras di Kota Makassar dilakukan dengan metode penelitian memilih pasar tradisional dan modern secara sengaja atau purposive. Teknik penentuan responden pada penlitian menggunakan accidental sampling, teknik ini adalah pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Metode accidental sampling merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari responden yang paling mudah dijumpai atau secara kebetulan bertemu pembeli dengan peneliti maka dapat diambil sebagai sampel. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan secara pegamatan langsung atau observasi kepada responden, data tersebut dikumpulkan dari responden menggunakan kuisioner. Data sekunder didapatkan tidak secara langsung yaitu dari studi pustaka.

Perilaku konsumen terhadap beras bedasarkan umur, semakin berumur  seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan dalam bekerja semakin tinggi. Kategori umur tua adalah seseorang yang dapat memutuskan pembelian suatu produk beras untuk dikonsumsi maka kebutuhan terhadap beras semakin tinggi. Perilaku konsumen bedasarkan jenis kelamin, jenis kelamin adalah yang membedakan antara pria dan wanita yang memiliki ciri yang berbeda. Wanita merupakan konsumen potensial karena perilaku wanita lebih konsumtif dibanding pria. Kebutuhan beras terhadapa konsumen wanita lebih tinggi dibandingkan pria dikarenakan wanita sering melakukan pembelian. Perilaku konsumen beras bedasarkan jenis pekerjaan, jenis pekerjaan adalah penentu tingkat konsumsi terhadap beras dikarenakan perbedaan pendapatan. Semakin tinggi pendapatan konsumsi terhadap beras semakin tinggi dengan kualitas yang baik. Perbedaan konsumsi beras di pasar tradisional dan modern. Pasar tradisonal adalah tempat terjadinya jual beli yang berada disekitar area penduduk desa dan masyarakat menegah kebawah, jadi konsumen di pasar tradisional biasanya konsumen yang pendapatannya menegah kebawah atau dibawah Rp. 3.000.000. pasar modern adalah tempat terjadinya jual beli yang biasanya terdapat ditempat yang bagus. Pasar modern biasanya berada di perkotaan seperti supermarket dan mall. Konsumen pada pasar tradisional adalah konsumen yang pendapatannya tinggi yaitu diatas Rp. 3.000.000 dengan mengkonsumsi beras dengan kualitas baik.



ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PADA PRODUK PERTANIAN STUDI KASUS PADA PRODUK SEKTOR PERIKANAN

Disusun oleh : Risqi Annisatul Qodarilah

 


Analisis Perilaku Konsumen Pada Produk Pertanian Subsektor Perikanan (Studi Kasus Perikanan Air Darat Lele (Clarias) 

Perilaku konsumen merupakan semua kegiatan atau tindakan serta proses psikologis konsumen yang mendorong tindakannya pada saat sebelum membeli, ketika sedang membeli, menggunakan, menghabiskan produk barang atau jasa serta mengevaluasi produk yang mereka gunakan. Perilaku konsumen juga dapat disebut sebagai suatu cabang ilmu sosial dengan memanfaatkan metode riset yang meliputi psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, dalam meneliti perilaku manusia sebagai seorang konsumen. Perilaku konsumen terdiri atas tiga perspektif diantaranya adalah pengambilang keputusan, pengalaman (eksperensial), dan pengaruh perilaku (Setiadi, 2013).

Perilaku konsumen sangat penting untuk diketahui oleh para produsen dan pemasar agribisnis karena dengan hal tersebut produsen dan pemasar dapat mengetahui apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli suatu produk barang dan jasa. Faktor yang mempengaruhi konsumen terdiri dari faktor internal yang berasal dari di konsumen itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan luar konsumen. Faktor internal Dan faktor eksternal saling mempengaruhi dan membentuk faktor lingkungan yang beraneka ragam sifatnya. Perilaku setiap konsumen tidak selalu sama dan berbeda – beda tergantung dengan faktor yang mempengaruhi (Oktaviastuti, 2011).

Ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang dibudidayakan di perikanan darat dengan air tawar. Budidaya ikan lele sangat populer dinkalangan masyarakat Indonesia. Lele pada umumnya disukai oleh masyarakat karena memiliki rasa yang gurih, enak , berdaging lunak dan sedikit tulang yang tidak berduri. Ikan lele mengandung protein yang tinggi dengan kadar air 78,5 %, sumber energi 90 kkal dan kandungan gizi lainnya yang baik until kesehatan sehingga lele sangat digemari oleh konsumen. Ikan lele biasanya di beli oleh konsumen secara langsung di tempat budidaya dan dapat pula di beli di pasar ikan tradisional.

Produsen dan pemasar ikan lele di pasar tradisonal harus selalu mengantisipasi persaingan pasar dengan cara menjamin ketersediaan ikan lele yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen serta mengatur strategi pemasaran untuk menarik hati konsumen. Produsen dan pemasar ikan lele harus memahami perilaku konsumen dengan sebaik mungkin sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Produsen dan pemasar juga harus mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen untuk mencapai kepuasannya.

Metode yang dilakukan dalam penentuan lokasi  penelitian analisis perilaku konsumen ikan lele adalah metode purposive atau dilakukan secara sengaja di pasar tradisional Kabupaten Boyolali. Metode penentuan sampel responden dilakukan secara judgement sampling yang mengacu pada konsumen ikan lele yang berasal dari rumah tangga yang membeli ikan lele untuk konsumsi sendiri dan tidak untuk dijual kembali. Jenis data yang digunakan adalah data primer (berupa kuisioner tentang faktor yang menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli ikan lele) dan data sekunder (data pendukung dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali berupa jumlah produksi dan konsumsi ikan lele).

Perilaku konsumen di pasar tradisional Kabupaten Boyolali dalam pengambilan keputusan untuk membeli ikan lele dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor tempat,  faktor produk, faktor harga dan faktor promosi. Faktor tempat yang dijadikan sebagai pertimbangan konsumen salah satunya adalah keamanan, kenyamanan dan kebersihan pada pasar. Faktor produk yang menjadi pertimbangan konsumen ikan lele yaitu kualitas dan kesegaran ikan lele. Faktor harga yang dipertimbangkan adalah tingkat kestabilan harga yang diberikan oleh penjual kepada konsumen dan yang terakhir adalah faktor promosi dimana konsumen mempertimbangkan cara penjual dalam mempromosikan ikan lele entah itu berupa potongan harga maupun promosi lainnya maka dari itu penjual harus meningkatkan strategi pemasaran untuk meningkatkan minat konsumen.


 

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PADA PRODUK PERTANIAN STUDI KASUS PADA PRODUK SEKTOR
HORTIKULTURA BUAH

Oleh : Nita Oktaviana   171510601063

 

Perilaku Konsumen Pada Produk Pertanian Subsektor Hotikultura Buah Naga

(Studi Kasus Pada Komoditas Buah Naga)

Buah merupakan salah satu hasil tumbuhan yang mudah rusak. Kerusakan ini relatif tinggi terutama di Negara Indonesia. Kerusakan ini terjadi karena pemahaman tentang penanganan pasca panen bagi kebanyakan orang belum memadai disamping dukungan teknologi perawatan bahan pangan nabati yang belum memungkinkan. Masih banyak ditemukan orang menjual buah-buahan dan sayuran yang hanya diletakkan begitu saja, terutama di pasar- pasar tradisional, biasanya di kemas dalam wadah seperti kotak dari kayu, ataupun keranjang, namun kemasan ini hanya berfungsi sebagai wadah untuk menjaga dari benturan. Harga buah juga sering mengalami fluktuatif biasanya terjadi pada saat panen raya. Buah biasanya menjadi pelengkap kebutuhan pangan manusia yang mempunyai banyak variasi rasa, warna, dan serat yang bermanfaat untuk kesehatan. Buah selain untuk dikonsumsi secara langsung buah juga dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan.

Buah semakin kesini semakin banyak diminati oleh masyarakat,banyaknya buah dipasaran juga mampu memberikan pengetahuan dan pilihan terhadap konsumen untuk memilih buah yang diinginkannya.  Analisis perilaku konsumen juga perlu dilakukan agar pengusaha mampu memposiskan sesuai degan yang keinginan kosumen serta pola pembeliannya. Mempelajari da memahami perilaku konsumen sangat penting dilakukan guna untuk mempermudah dalam proses pemasaran produk buah yang dijual agar lebih diminati dihati konsumen. Medan merupakan lokasi penelitian dijalankan, Medan adalah kota dengan perkembangan ekonomi yang cukup pesat, sehingga hal tersebut mampu mempengaruhi dari perilaku dan gaya hidup masyarakatnya. Baik untuk pemenuhan kebutuhan primer, tersier, dan sekunder. kondisi tersebut konsumsi buah-buahan juga menjadi prioritas dalam pemenuhan asupan gizi. Pasar Medan memiliki jumlah penjual buah yang cukup banyak yaitu sekitar 25 penjual buah. Penjual buah di pasar tersebut menjual aneka buah-buahan import dan buah lokal. Buah impor sendiri terdiri dari apel, pir, kelengkeng. Sedangkan buah lokal terdiri dari jeruk,  dpisang, semangka, alpukat, mangga, melon, salak dan buah naga.

Penjual buah harus paham tau mengenai bagaimana sikap konsumen sehingga nantinya penjual buah dapat merencanakan atau membuat strategi pemasaran yang efektif, efisien,dan tepat . Konsumen ialah pihak yang harus dilayani sehingga mampu menjadi pelanggan setia dan tidak berpindah ke produk lainnya dari produk-produk yang ditawarkan. Konsumen sebagai seseorang yang membeli dari orang lain. Tak sedikit pula usaha yang tidak mendapatkan kesuksesan dalam berbisnis, dikarenakan mengabaikan konsep pelayanan terhadap konsumennya. Konsumen yang cenderung bebas untuk memilih apa yang mereka inginkan sesuai dengan kebutuhan mereka, karena keputusan membeli sepenuhnya ada pada diri konsumen. Konsumen dalam membeli produknya pasti akan memilih produk yang bermutu baik dan bagus dengan harga yang relatif lebih murah dibanding dengan yang lainnya.

Perilaku atau sikap dari proses pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena sudutpandang dan sikap terhadap barang yang dituju setiap orang berbeda, selain itu konsumen memiliki banyak sekali segmen yang membuat dalam suatu pasar menjadi bermacam-macam jenis orang, oleh karena itu barang yang diinginkan oleh setiap konsumen cenderung berbeda-beda. Faktor keputusan pembeli juga salah satunya ialah produsen perlu memahami perilaku konsumen terhadap produk atau merek yang ada di pasar, yakni dengan cara membuat konsumen menjadi tertarik dengan barang yang dijajahkan, misalkan dalam buah-buahan packaging yang baik juga mampu menarik konsumen untuk membeli. Secara garis besar pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pikir yang mana usaha yang dijalankan tidak akan pernah mampu untuk berkembang jika tidak adanya kegiatan transaksi dildalamnya.

   Buah naga hingga saat ini produksi terus mengalami kenaikan hasil produksi, kenaikan tersebut berdampak pada harga buah naga yang anjlok dan pedagang buah naga banyak lalu lalang di pinggir jalan. Dengan adanya buah naga yang melimpah tuanh juga mampu membengaruhi tingkat atau perilaku dari konsumen dalam membeli buah tersebut. Pembeli yang biasanya membeli buah digunakan untuk jus akan cenderung membeli buah naga dengan jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan bulan-bulan yang buah naga masih memiliki harga nilai jual yang tinggi. Pada saat panen raya harga buah naga mampu menurun drastis hingga Rp. 2500/Kg sedangkan pada musim-musim biasanya buah naga mampu mencapai Rp. 6000/Kg.

Harga yang ditawarkan cenderung murah dan kualitas yang ditawarkan juga bagus, konsumen akan lebih memilih buah naga yang kualitas bagus dan harga murah jika dibandingkan dengan toko atau tempat buah yang memnjual buah naga yang lebih mahal. Perilaku konsumen dalam membeli buah juga tergantung pada tingkat kebutuhan dari konsumen sendiri. Buah naga dipasaran juga terdapat buah naga impor dan lokal, yang mana biasanya warna, dan tampilan lebih menarik dari buah naga yang impor dan hal tersebut menjadi hal utama saingan dari buah naga lokal itu sendiri. Perkembangan dari persaingan buah naga lokal dan impor terus dipantau oleh pihak pemerintah agar tidak menjadi suatu kendala dan pesaing yang mematikan petani buah naga lokal. Dilihat dari tampilan fisik terkadangn kosumen juga lebih cenderung untuk memilih buah naga yang memiliki tampilang dan kualitas lebih baik. Oleh karena itu tingkat harga, fisik, skala, budaya, geogradis sangat6 mempengaruhi dari perilaku kosumen tersebut dalam mengkonsumsi buah-buahan.


DAFTAR PUSTAKA

 

Intyas, C. A., dan Z. Abidin. 2018. Manajemen Agribisnis Perikanan. Malang : UB Press.

 

Marimin dan S. Slamet. 2010. Analisis Pengambilan Keputusan Manajemen Rantai Pasok Bisnis Komoditi dan Produk Pertanian. Pangan. 19(2): 169-188.

 

Maida, P. 2018. Perilaku Konsumen Buah Lokal di Kota Bandar Lampung, Agribusiness, 1(1): 1 – 77.

 

Mizfar, F., dan A. Sinaga. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Kopi Instan. SEPA. 11(2): 175-180.

 

Oktaviastuti, Elisabeth. 2011. Analisis Perilaku Konsumen dalam Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali. Perikanan. 1 (1) : 1 – 92

 

Rangkuti, Freddy. 2006. Measuring Customer Satisfaction Gaining Customer Relationship Strategy. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

 

Setiadi, Nugroho. 2013. Perilaku Konsumen. Jakarta : Kencana

 

Susanti. 2011. Analisis perilaku konsumen buah naga (hylocereus undatus dan hylocereus costaricensis) di kota Medan (studi kasus: Hypermart Sun Plaza), Agriculture, 1(1): 1 – 11.

 

Simamora, Bilson. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

Talib, Ahmad. 2018. Peluang dan Tantangan Industri Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan dalam Mendukung Terwujudnya Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Maluku Utara. Agribisnis Perikanan. 11 (1) : 19 – 27.

 

Worang, B.C.G.S., Hengky J., Sinjal., dan R. D. Monijung. 2018. Strategi Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Budidaya Perairan. 6 (2) : 68 – 76.

 

Yusuf, Y., Amrullah, A., Tenriawaru, A.N. 2018. Perilaku Konsumen pada Pembelian Beras di Kota Makassar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 14(2):105-119.


Comments