Manajemen Off Farm Komoditas Apel

       Manajemen Off Farm Komoditas Apel  

Studi Kasus di UKM Gapura Bali, Desa Tulungrejo Kecamatan                                     Bumiaji Kota Batu

            Manejemen agribisnis off farm komoditas apel di Desa Tulungrejo meliputi beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut merupakan suatu sistem yang sudah dirancang oleh peternak dalam merespon dan mengembangkan produksi nya sehingga menghasilkan produksi yang tinggi dan terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Serangkaian kegiatan off farm komoditas Apel di Desa Tulungrejo tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Lima fungsi tersebut terjadi secara berurutan dan selalu menjadi serangkaian dalam satu siklus usaha komoditas Apel.

                    4.1.1    Perencanaan

1. Perencanaaan Produksi

Pemilihan komoditas buah buahan dan sayur pada kegiatan off farm  yang dilakukan oleh UKM Gapura Bali yaitu terhadap buah buahan dan sayuran yang akan dijadikan sebagai bahan dari pembuatan keripik buah. Pemilihan komoditas tersebut dilakukan karena melihat kondisi masayarakat yang ada di Desa Tulungrejo tersebut, dikarenakan masyarakat sekitar desa banyak sekali yang membudidayakan komoditas apel. Banyak petani yang langsung menjual buah apel setelah dilakukan pemanenan, sehingga perlu dilakukan perencanaan pengolahan komoditas apel supaya dapat meningkatkan nilai tambah pada komoditas apel yang merupakan salah satu komoditas unggulan yang diproduksi di Desa Tulungrejo. Perencanaan produksi pengolahan keripik buah dari komoditas apel dilakukan dengan merencanakan bahan baku yang akan dipakai, alat mesin yang digunakan dan tempat untuk produksi.bahan baku yang digunakan bukan hanya komoditas apel saja, tetapi juga buah buahaan dan sayuran lainnya. Persediaan bahan baku buah – buahan sebagian besar berasal dari daerah sekitar sesuai dengan potensi pada daerah tersebut, hanya saja buah apel yang berasal dari daerah sendiri. Persediaan buah – buah lainnya berasal dari daerah sekitar, buah salak berasal dari Malang, buah nanas berasal dari Blitar, sedangkan buah pisang kapok dan nangka berasal dari Banyuwangi, Jember, dan Semarang. Perencanaan proses produksi juga bebeda – beda jumlah setiap kali produksi pada masing – masing buah. Perencanaan tahapan dalam proses produksi yaitu mengupas buah, memotong buah, mencuci buah, menyimpan, kemudian memproduksi keripik pada mesin.

Pemilihan lokasi dilakukan pada lokasi strategis agar untuk mempermudah dan menekan biaya distribusi. Lokasi pengolahan keripik buah dilakukan pada tempat yang berada di pinggir jalan raya.  Pemilihan lokasi ini dikarenakan beberapa faktor yaitu yang pertama karena rumah produksi dekat dengan lokasi koperasi, Gapoktan, dan mitra. Lokasi usahatani dan agroindustri yang dekat juga dapat menjadi penentu dalam meminimalisir pengeluaran produksi pengolahan keripik buah serta meminimalisir keluarnya biaya transportasi, sehingga dalam memperoleh input tidak membutuhkan biaya yang besar. Penempatan fasilitas yang digunakan pada kegiatan off farm komoditas apel yakni bertempat di rumah produksi yang berada di samping Jalan Raya Arjuno. Perencanaan tahapan tersebut diperlukan penataan letak produksi untuk mempermudah dan mempertimbangkan jarak dan efisiensi tempat. Berikut merupakan gambar layout produksi dari UKM Gapuro Bali.

Berdasarkan gambar 4.1 layout produksi UKM Gapura Bali memiliki beberapa tempat produksi. Alat produksi diletakkan di bagian belakang untuk melakukan proses produksi yaitu penggorengan kripik buah. Tempat pengemasan dan sortir diletakkan di sebelah tempat produksi untuk memudahkan pemindahan kripik buah yang telah digoreng dan ditiriskan. Outlet diletakkan di depan yang terlihat dari jalan raya agar konsumen yang melewati tempat tersebut tertarik dengan barang atau kripik buah yang telah disisapkan di dalam outlet tersebut. Alat transportasi diletakkan di samping untuk memudahkan saat akan melakukan pendistribusian.

Proses produksi yang dilakukan oleh UKM Gapuro Bali perlu dilakukan perencanaan atau penjadwalan untuk mempermudah produksi. Perencanaan dapat dirancang melalui bagan gant yang memiliki beberapa aspek perencanaan seperti Penyediaan alat dan mesin, Penyediaan bahan baku, pengupasan, pemotongan, penyimpanan, penggorengan, pengemasan, pemasaran, dan perawatan alat dan mesin. Seluruh aspek perencanaan produksi tersebut akan disesuaikan dengan waktu yang ditentukan untuk proses produksi. Perencanaan penjadwalan juga bermaksud untuk menentukan berlangsungnya proses produksi melalui pengelolaan yang terjadwal supaya mendapatkan hasil yang maksimal.  Berikut merupakan bagan gantt perencanaan kegiatan pada UKM Gapura Bali.                                 

Berdasarkan gambar 4.2 perencanaan kegiatan off farm komoditas apel meliputi kegiatan penyediaan alat dan mesin,penyediaan bahan baku, pengupasan, pemotongan, penyimpanan, penggorengan, pengemasan, dan pemasaran. Kegiatan off farm tersebut direncnakaan akan dilakukan dalam hitungan bulan, dimana dalam  satu bulannya terdiri dari 4 minggu atau 30 hari. Berikut ini akan dipaparkan kegiatan perencanaaaan off farm  pada minggu ke-1 yaitu dilakukan penyediaan alaat dan mesin yang dibeli dari toko dan tempat penyedia mesin freezer dan mesin vacuum fryer. Kegiatan produksi dilakukan selama 3 minggu yaitu setelah alat dan mesin sudah siaap digunakan. Kegiatan pada minggu ke-2 yaitu penyediaan bahan baku yang dilakukan dengan melakukan pemesanan pada pedagang dan petani yang menjadi mitra, proses pemesanan sampai bahan baku tiba biasanya membutuhkan waktu 3-7 hari. Kegiatan pengupasan dan pemotongan dilakukan pada minggu ke-3 kegiatan ini dilakukan setelah bahan baku tiba dan tidak terlalu lama rentan waktu dari penyediaan bahan baku sampai kegiatan ini karena sifat bahan baku produk pertanian yang mudah busuk. Kegiatan perencanaan penyimpanaan dilakuakan pada minggu ke-3 sampai ke-4. Kegiatan perencanaan pada minggu ke-4 bulan ke-1 yaitu kegiatan penyimpanan bahan baku hasil dari pemotongan, penggorengan bahan baku yang sudah di potong, dan pengemasan keripik hasil penggorengan ke dalam kemasan berupa plastik dan alumunium, kemudian di packing kedalam kardus besar supaya mempermudah pengangkutan.  Kegiatan perencanaan pemasaran dilakukan pada minggu ke-1 bulan ke-2, dimana dalam hal ini proses perencanaan produksi kegiatan off farm akan berulang kembali pada bulan ke-2 yakni mulai dari penyediaan bahan baku sampai pemasaran yang dilakukan selama 3 minggu berturut - turut.


                                4.1.2 Pengorganisasian

            

1. Pengorganisasiian produksii 

Pengorganisasian  memiliki fungsi yakni untuk mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Pengorganisasian penyediaan bahan baku UKM Gapuro Bali adalah menyiapkan buah apel dan buah lainnya untuk bisa langsung diproduksi dan buah sudah dibersihkan. Kompetisi dalam penyediaan bahan baku yaitu memilih buah yang memiliki kualitas bagus dan tidak menggunakan buah yang sudah rusak. Pendapatan bahan baku dilakukan dengan membeli ke petani langsung atau kepada tengkulak tanpa adanya pesaing, sehingga bahan baku mudah untuk didapatkan. Komposisi bahan baku yang digunakan untuk sekali produksi meliputi buah-buahan dan minyak. Satu kali produksi de UKM Gapura Bali memerlukan 40 kg buah apel, 32 kg nangka, 32 kg salak, 32 kg pisang, 28 kg nanas, 250 L minyak kopra, dan 5 unit LPG. Sekali produksi menggunakan mesin vacuum frying diperlukan buah-buahan sesuai takaran tersebut beserta takaran minyak kopra yang menyesuaikan dengan volume mesin vacuum frying karena kapasitas mesin bermuatan 50 Liter.

2. Pengorganisasian Teknologi

            Pengorganisasian dalam bidang teknologi yang meliputi penggunaan alat sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. Teknologi yang digunakan dalam pengolahan keripik buah di UKM Gapuro Bali yaitu penggunaan mesin. Mesin yang digunakan dalam pengolahan dengan menggunakan mesin vacuum frying. Mesin vacuum frying adalah alat yang memiliki fungsi untuk menggoreng buah atau sayur dengan menggunakan metode vacuum atau sedot sehingga buah atau sayuran bisa berubah menjadi bentuk baru yang berupa keripik buah atau keripik sayur. Mesin vacum frying diletakkan dekat dengan tempat pengemasan agar saat proses penggorengan selesai maka proses pengemasan lebih cepat. Mesin vacuum frying yang dimiliki UKM Gapura Bali merupakan mesin dengan hasil pembuatan atau rakitan sendiri, karena menyesuaikan dengan jumlah yang ingin diproduksi supaya lebih efisien dalam pemakaiannya. Mesin yang digunakan untuk menyimpan bahan baku yaitu lemari pendingin atau freezer, mesin ini digunakan supaya buah yang sudah di potong tidak membusuk. Penempatan freezer dan vacuum frying berada di satu ruangan produksi, agar kegiatan pemindahan dari freezer ke vacuum frying tidak memakan waktu terlalu lama. Penempatan tata letak barang disesuaikan dengan ruangan yang digunakan, seperti alat freezer diletakkan di ruangan produksi dengan berdekatan satu sama lain, penempatan mesin vacuum frying juga diletakkan di ruangan produksi. penempataan alat produksi di tempat produksi agar kegiatan produksi tidak pengganggu bidang lain serta untuk mempermudah pemindahan bahan baku. penempatan transportasi berada di samping rumah yang disana juga berdekatan dengan pintu ruang produksi dan pintu ruang pengemasan.

3. Pengorganisasian Kelembagaan

            Pengorganisasian dalam kelembagaan bertujuan untuk agar sebuah kelembagaan dapat berjalan lebih terorganisir anatar pihak perusahaan dan pemilik. Kelembagaan pada UKM Gapuro Bali bekerja sama dengan lembaga kemitraan CV Arjuna Flora. UKM Gapuro Bali dan CV Arjuna Flora melakukan perjanjian dalam proses pemasaran serta promosi yang dilakukan oleh CV. Arjuna Flora dengan mengikuti berbagai event yang akan mengangkat produk hasil produksi desa Tulungrejo salah satunya yaitu produk keripik buah. CV Arjuna Flora juga memasarkan hasil produk dari UKM Gapuro Bali. CV. Arjuna Flora hanya menjual dan mempromosikan produk UKM Gapura Bali, dalam perjanjian tidak ada kesepakatan untuk pembagian hasil dari kedua perusahaan.

4. Pengorganisasian Sumberdaya Manusia

            Pengorganisasian dalam sumberdaya manusia adalah pengorganisasian semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi. Pemilik dari UKM Gapura Bali terdiri dari 1 orang pemilik yang bertugas sebagai pemimpin dan bertanggung jawab untuk menyusun tugas dan dapat mencapai kesuksesan dalam penyampaian tujuan. Tenaga kerja di UKM Gapura Bali terdiri dari 15 orang, yang mempunyai tugas masing-masing yaitu 3 orang sebagai operator, 3 orang bekerja pada proses pembungkusan, 8 orang mengupas. Pekerja yang bertugas untuk mengupas merupakan perja borongan yang diambil dari masyarakat sekitar atau dari anggota gabungan kelompok tani Mitra Arjuna. Pekerja yang bertugas untuk mengoperasikan transportasi merupakan pekerja yang merangkap di bagian pengemasan atau di bagian produksi.

5. Pengorganisasian Pemasaran

            Pengorganisasian dalam pemasaran merupakan suatu kegiatan pendistribusian dari produsen hingga ke konsumen. Pemasaran  yang dilakukan oleh UKM Gapuro Bali yaitu dengan memasarkan langsung hasil produksi ke konsumen. UKM Gapuro Bali juga memiliki tempat khusus untuk memasarkan hasil produksinya yaitu mempunyai outlet sendiri. UKM Gapuro Bali juga bekerja sama dengan CV Arjuna  untuk memasarkan produk keripik buah tersebut, selain itu pemasaran keripik buah juga dilakukan di tempat wisata. Tujuan pemasaran di tempat wisata adalah agar orang dari luar kota tersebut dapat mengetahui produk olahan keripik buah dari UKM Gapuro Bali. Pemasaran keripik buah juga di pasarkan di tempat pusat oleh-oleh yang ada di Kota Batu.

4.1.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan salah satu aspek dari sebuah manajemen yang sangat penting untuk diperhatikan. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah semua perancangan dan pengorganisasian suatu usaha diterapkan. Pelaksanaan merupakan tahap dimana rancangan yang telah dibentuk dan telah diorganisasikan kepada setiap bagiannya dikerjakan. Pelaksanaan meruakan aksi atau tindakan dari sebuah usaha untuk keberlangsungan sebuah rancangan.  Pelaksanaan adalah salah satu tahap penting dimana di dalam tahap inilah keberhasilan suatu pekerjaan ditentukan, dilihat, dan di evaluasi pada tahap selanjutnya.  Pelaksanaan meliputi berbagai aspek tergantung dari kebutuhan sebuah usaha tersebut. UKM Gapuro Bali melakukan tahap pelaksanaan yang terdiri dari pelaksanaan produksi, pelaksanaan teknologi, pelaksanaan sumber daya, pelaksanaan pemasaran, dan pelaksanaan kemitraan yang memiliki konsep masing-masing. Berikut merupakan beberapa aspek dari tahap pelaksanaan UKM Gapura Bali.

2.    Pelaksanaan Produksi

Produksi yang di lakukan pada usaha di UKM Gapuro Bali adalah mengolah buah segar menjadi kripik buah. Pelaksanaan produksi dilakukan setiap hari untuk selalu memperoleh hasil yang akan dijual. Proses produksi dari pembuatan kripik terdiri dari beberapa tahap. Tahap yang pertama yaitu penyediaan bahan baku berupa buah segar. Buah segar yang digunakan adalah berbagai jenis buah seperti buah pisang, buah nangka, buah salak, buah apel, buah nanas. Buah- buah ini diperoleh dari hasil panen yang pemilik usahakan, buah apel meupakan salah satu buah yang pemilik usaha ini tanam sendiri. Buah-buahan lainnya seperti salak, nangka, nanas diperoleh dari petani lain di luar kota yang memiliki banyak hasil panen dari buah tersebut, selain bahan baku utama buah yang dibutuhkan untuk proses produksi adalah minyak untuk penggorengan buah. Tahap selanjutnya adalah proses pengupasan pada setiap buah yang dilakukan manual. Tahap setelah pengupasan adalah pemotongan buah hingga tipis dan sesuai dengan keinginan pemilik. Penyimpanan buah yang telah dipotong di dalam kotak pendingin bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam buah. Buah akan disimpan di dalam kotak pendingin selama 24 jam. Proses penggorengan dilakukan setelah buah dimasukkan ke dalam kotak pendingin, penggorengan dilakukan hingga matang dan ditiriskan dari minyak selama 2 jam. Kripik buah yang sudah ditiriskan menggunakan mesin kemudian akan masuk pada tahap selajutnya yaitu tahap pengemasan. Tahap pengemasan dilakukan sesuai dengan berat kripik buah yang akan dijual.

Proses produksi yang dilakukan oleh UKM Gapuro Bali perlu dilakukan perencanaan atau penjadwalan untuk mempermudah produksi. Perencanaan dapat dirancang melalui bagan gant yang memiliki beberapa aspek perencanaan seperti Penyediaan alat dan mesin, Penyediaan bahan baku, pengupasan, pemotongan, penyimpanan, penggorengan, pengemasan, pemasaran, dan perawatan alat dan mesin. Seluruh aspek perencanaan produksi tersebut akan disesuaikan dengan waktu yang ditentukan untuk proses produksi. Berikut merupakan bagan gantt perencanaan kegiatan pada UKM Gapura Bali.

4.1.4    Pengkoordinasian

Pengkoordinasian yang dilakukan oleh responden sebagai manajer yaitu berupa pengaarahan tugas dari responden kepada pekerjanya. Manajer harus memastikan pekerjanya melakukan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing-masing, apabila terdapat pekerja yang melakukan pekerjaan diluar tugas yang diintruksikan oleh manajer artinya pekerja tidak melakukan apa yang harus dikerjakan dalam melakukan proses produksi. Manajer akan melihat apa yang kurang dari kegiatanyang kurang dari kegiatan yang kurang dari pekerja, kemudian mengarahkannya. Tujuan dilakukannya pengkoordinasian agar dalam kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat mencapai tujuan dari yang direncanakan dan mendapat  keuntungan yang maksimal.

 

1. Pengkoordinasian Produksi

Pengkoordinasian produksi merupakan kegiatan pengkoordinasian yang dilakukan pada saat pengolahan barang/ produk hingga barang siap untuk dipasarkan. Pengkoordinasian yang dilakukan pada agroindustri keripik buah ini dengan mengarahkan pekerja untuk melakukan tugasnya dan memenuhi kebutuhan teknologi dan bahan yang digunakan. Pengkoordinasian dalam produksi keripik buah juga dilakukan dengan penentuan hari untuk mengolah buah menjadi keripik setelah agroindustri ini mendapatkan pesanan dari konsumen dan juga penentuan bahan baku yang akan diproduksi.

2. Pengkoordinasian Teknologi

            Pengkoordinasian teknologi yang digunakan pada agroindustri keripik buah ini dilakukan dengan mengatrahkan pekerja yang ahli agar dapat menggunakaan teknologi yang digunakan. Teknologi yang digunakan dalam pembuatan keripik buah dari bahan baku buah-buahan  tergolong cukup mudah sehingga tidak terlalu sulit dalam pengkoordinasiannya. Teknologi yang digunakan hanya penyimpanan bahan baku menggunakan freezer, vacuum fryer yaitu alat penggoreng kedap udaraa, dan inpulse sealer yakni alat press kemasan plastik. Pengkoordinasian juga terjadi ketika terdapat teknologi yang mengalami kerusakan, manajer akan memerintahkan pekerja untuk memperbaiki atau memanggil teknisi yang ahli dalam bidangnya untuk memperbaiki, apabila sudah tidak bisa diperbaiki maka manajer akan memerintahkan pekerja untuk membeli kebutuhan teknologi yang dapat dijalankan kembali.

3. Pengkoordinasian Sumber Daya Manusia

            Pengkoordinasian sumber daya manusia dilakukan dengan membagi pekerjaan sesuai dngaan bidangnya. Pembagian kerja pada agroindustri ini yaitu bidang produksi 5 orang, pengemasan 3 orang, dan pengupasan 3 orang. Pengkoordinasian manajer kepada pekerja lebih banyak dengan memberi perintah kepada pekerja untuk melakukan tugasnya. Pengkoordinasian sumberdaya manusia di agrooindustri ini juga dilakukan dengan peraturan waktu kerja, seperti waktu mulainya melakukan pekerjaan, wakru istirahat dan waktu selesainya pekerjaan.

4. Pengkoordinasian Pemasaran

Pemasaran dilakukan agroindustri keripik buah ini dilakukan oleh responden sendiri selaku pemilik perusahaan. Responden kemudian memerintah pekerjanya untuk mengangkut barang-barang yang dipesan untuk selanjutnya dikirim ke konsumen.  Pemasaran juga dilakukan dengan menjual keripik buah di outlet nya sendiri yang berada di ruangan depan rumah produksi. pekerja yang menjaga outlet merupakan pekerja yang juga tergabung dalam bidang pengemasan, sehingga tidak perlu adanya pekerja baru yang membidangi bidang pemasaran. Pemasaran juga juga dilakukan dengan bermitra kepda beberapa perusahaan.

5. Pengkoordiasian Kemitraan

Pengkoordinasian kemitraan terlihat dengan adaanya timbal balik UKM Gapura Bali yang merupakan anggota gabungan kelompok tani Mitra Arjuna yang ada di Desa tulungrejo. Timbal balik yang terjadi pada kelompok tani kepada perusahaan yaitu sebagai penyedia promosi produk yang dimiliki anggota, selain itu juga bahan baku buah apel yang dihasilkan dari anggota kelompok tani mudah untuk didapatkan. Kelompok tani Mitra Arjuna juga menjalin kemitraan dengan CV. Arjuna Flora dapat dimanfaatkan sebagai media promosi dan pemasaran.

 

4.1.5     Pengendalian

         Pengendalian merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam kegiatan usaha yang bertujuan untuk menghindari resiko yang terdapat di proses usaha tersebut. Kegiatan pengendalian sangat penting dalam suatu usaha karena apabila terdapat suatu kendala atau masalah di dalam kegiatan usaha dengan mudah dapat mengatasi masalah tersebut. Kemitraan sudah terdapat pengendalian atau cara mengatasi suatu masalah. Pengendalian ini apabila berjalan dengan baik maka akan terhindar dari resiko yang di dapat setiap kegiatan usaha.

1. Pengendalian Produksi

Pengendalian terhadap produksi kripik buah UKM Gapura Bali sangat penting. Kegiatan pengendalian produksi memiliki resiko yang harus di perhatikan supaya tidak menimbulkan permasalahan yang mengakibatkan kerugian. Resiko tersebut seperti kebutuhan bahan baku apabila terdapat kesulitan mencukupi kebutuhan bahan baku akan berakibat pada proses produksi. Pemilik usaha dalam mengatasi masalah kecukupan kebutuhan yaitu dengan membeli bahan baku di daerah lain tetapi dengan mencukupi bahan baku seperti itu juga berdampak pada kualitas buah setelah sampai pada tempat produksi. Penanganan masalah tersebut yaitu pemilik usaha memiliki kebun yang ditanami buah untuk kebutuhan produksi dan memperhitungkan kapan akan dipanen suntui mencukupi kebutuhan produksi. Kegiatan pengendalian produksi meliputi pemilihan bahan baku,  jumlah produk, berapa hasil dari setelah melalui proses pengolahan. Pemilahan bahan baku bertujuan untuk mengetahui ukuran dan kualitas bahan baku seperti contohnya buah apel yang sebelum melalui proses pencucian hingga pengupasan, buah di bedakan berdasarkan ukuran buah supaya apabila telah melalui proses pengolahan yang menjadikan buah mengalami penyusutan tetap dalam ukuran yang sama. Jumlah produk  yang dihasilkan sesuai dengan perhitungan penjualan tiap bulannya. Bahan baku yang telah mengalami pengolahan akan mengalami penyusutan ukuran buah karena telah melalui proses pendinginan kemudian penggorengan dalam produksi keripik buah apel apabila menggunakan 5kg apel setelah melalui penholaha menjadi 3,5kg. Penyusutan seperti itu harus selalu diperhatikan setiap produksi agar dalam produksi tetap terukur kebutuhan yang harus dijualkan di pasar.

2. Pengendalian Teknologi

Pengendalian teknologi pada usaha keripik buah UKM Gapura Bali penggunaan alat penggoreng yang berukuran cukup besar. Pemilik usaha merancang sendiri alat penggoreng bersama dengan rekannya. Penggunaan alat penggoreng beresika apabila dalam perawatan tidak benar. Pemakaian mesin secara terus menerus akan mengakibatkan mesin menjadi cepat rusak, sehingga perlu dilakukan pengecekan, perawatan dan perbaikan. Mesin yang mengalami kerusakan parah harus diganti dengan mesin baru. Penggunaan alat tersebut dalam sekali proses membutuhkan 2 sampai 3 gas elpiji dan minyak kelapa yang di dapat dari luar Jawa. Setiap sekali produksi alat penggoreng tersebut di bersihkan dan di periksa apabila terjadi kerusakan kecil pada mesin penggoreng.

3. Pengendalian Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia dalam suatu usaha sangat diperlukan karena dalam usaha tersebut setiap tenaga kerja mendapatkan jabatan atau bagian dalam proses produksi. Pengendalian sumber daya manusia pada usaha ini yaitu tenaga kerja yang memiliki jabatan masing-masing. Setiap bidang dalam proses produksi memiliki kendala berupa sumber daya manusia yang kurang mencukupi, sehingga beberapa pekerja harus merangkap tugas pada dua bidang produksi, seperti pekerja pada bidang pengemasan merangkap menjadi pekerja dibidang pemasaran. Pengendalian sumber daya manusia pada tenaga kerja UKM Gapura Bali dalam mengefisienkan waktu dan kebutuhan produksi harus menambah tenaga kerja. Pengendalian sumberdaya manusia pada usaha keripik buah UKM Gapura Bali terdapat pada setiap bagiannya. Tenaga kerja dalam usaha keripik buah UKM Gapura Bali ini dengan terdapat kurang lebih 7 orang yaitu 2 tenaga kerja bagian pengolahan, 3 tenaga kerja bagian pengemasan, 2 tenaga kerja bagian pemasaran dan administrasi.

4. Pengendalian Pemasaran

Pengendalian pemasaran produk keripik buah UKM Gapura Bali dengan memantau kegiatan dan kebuyuhan pasar. Kebutuhan pasar yang apabila sangat tinggi dalam produk keripik buah tetapi produksi tidak mencukupi kebutuhan pasar makan kita akan rugi dalam pemanfaatan peluang kebutuhan di pasar. Pemasaran yang dilakukan bukan menggunakan metode UKM yang menyortir produk ke berbagai tempat tetapi tergantung pada pemesan. Persaingan dalam usaha ini sangat ketat karena tidak hanya UKM Gapura Bali yang memproduksi keripik buah. Pengendalian terhadap kendala tersebut dilakukan dengan cara UKM Gapura Bali harus memiliki ciri khas yang berbeda dari UKM lain yaitu pemilihan bahan baku yang berkualitas dengan cara bermitra dengan petani serta penyortiran bahan baku. Ciri khas lainnya dialah penggunaan minyak kopra dalam penggorengan sehingga membuat keripik menjadi lebih gurih dan renyah. Penggunaan bahan baku berkualitas dan adanya ciri khas ini akan membuat perbedaan harga dengan produk keripik buah lainnya. Penentuan harga standarisasi tiap produk yang di hasilkan UKM Gapura Bali berbeda-beda dari keripik pisang seharga Rp. 17.500, keripik nanas seharga Rp. 10.000, keripik nangka seharga Rp. 10.000, keripik salah seharga Rp. 10.000. Harga tersebut sebagai pondasi standarisasi produk.

5. Pengendalian Kemitraan

Pengendalian kemitraan produk keripik buah UKM Gapura Bali pada berapa jumlah yang kita pasok untuk kemitraan yang nantinya akan dilakukan dengan promosi produk keripik buah. UKM Gapura Bali hanya bermitra pada satu mitra. Pemitraan ini juga bertujuan untuk pembantu mencukupi kebutuhan bahan baku contoh nya apabila UKM Gapura Bali mengalami krisis pendapatan bahan baku maka mitra akan membantu memenuhi kebutuhan bahan baku. Krisis pendapatan bahan baku merupakan situasi dan kondisi usaha tersebut yang mengalami kekurangan untuk kebutuhan bahan baku. Mitra juga dapat memperhatikan suatu kondisi atau kelayakan alat pengolahan dengan memberi pinjaman untuk melakukan kegiatan jual. mitra yang memberikan pinjaman diantaranya yaitu koperasi dan Gapoktan Mitra Arjuna. Pemberian pinjaman ini tidak serta merta langsung diberi namun hanya diberi kepada anggota yang dianggap aktif di Gapoktan.

 

 Sumber : 

Abbas, A. dan Rita, N. S. 2016. Pemanfaatan Teknologi Pasca Panen untuk Pengembangan Agroindustri Pedesaan di Indonesai. Forum Penelitian Agroekonomi, 34(1): 21-34.

 

Akhiriani S.,dan Indriyani N.M. 2017. Peningkatan Produktivitas Agroindustri Sabun Kambing Etawa “Afinda”. Vol 2 no 4:121-138.

 

Anggara, D.S.T., A. Suryanto dan Ainurrasjid. 2017. Kendala Produksi Apel (Malus sylvestris Mill) Var. Manalagi di Ddesa Poncokusumo Kabupaten Malang. Produksi Tanaman, 5(2): 198 – 207.

 

Anggraini, G. H., Hanani, N., Gutama, W. A. 2017. Strategi Pengembangan Agroindustri Sari Apel Lestari (Studi Kasus di Koperasi Lestari Makmur, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang). Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 1 (1) : 33 - 43.

 

Arifin, J. 2007. Aplikasi Excel untuk Akutansi Manajemen Modern. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

 

Arifin. 2016. Pengantar Agroindustri. Bandung : CV. Mujahid Press.

 

Arwati, S. 2018. Pengantar Ilmu Pertanian Berkelanjutan. Makassar: CV. Inti Mediatama.

 

Arziyah, D. 2017. Analisis Faktor Keberhasilan Agroindustri Kakao Berkelanjutan di Sumatera Barat Menggunakan Pendekatan Fuzzy Ahp. Teknologi Pertanian Andalas, 21 (2) : 103 - 109.

 

Asmarantaka, R. W., Juniar, A., Yanti, N. M., dan Nia, R. 2017. Konsep Pemasaran Agribisnis Pendekatan Ekonomi dan Manajemen. Agribisnis Indonesia, 5(2): 151-172

 

Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2018. Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2018. Surabaya: BPS. Jawa Timur.

 

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Tanaman Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan Indonesia 2018. Jakarta.

 

Badan Pusat Statistik Kota Batu. 2019. Kota Batu dalam Angka 2019. Batu: BPS. Kota Batu.

 

Busro, M. 2018. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Prenadamedia Group.

Comments