Tanaman Dua Musim Komoditas Pisang
Sejarah Tanan Pisang
Keaneka
ragaman tanaman di Indonesia cukup banyak dan melimpah , salah satunya dari
segi penggolongan musim dimana tanaman itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
musim yang ada. Penggolongan tanaman berdasarkan musim yaitu terdiri dari tanaman
tahunan, dua musim, dan semusim.Tanaman dua musim Indonesia sangatlah banyak.
Dilihat dari akar contohnya seperti wortel, singkong. Sedangkan dari sisi
batangnya yang dapat dimanfaatkan untuk manusia seperti tebu dan dari bunganya
contohnya seperti kol dan kubis dapat diolah menjadi masakan dan pajkan ternak.
Tanaman
dua musim (dwitahun) ini didibudidayakan karena selain mengehemat waktu, jadi
waktu yang biasanya untuk panen lama dalam tanaman dua musim ini dalam satu
tahun dapat memanen dua kali bahkan apabila si petani keratif maka bisa
berinofasi menanam singkong dikombinasikan dengan wortel maka akan
menghasilakan hasil panen yang lebih banyak lagi. Selain itu juga hanya tanaman dau musim hanya memiliki waktu hidup
dalam kurun waktu dua dua tahun untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Dalam satu
siklus tanaman dua musim ini kemuadian akan mati. Tahapan awal siklus hidupnya
yaitu dengan menggunakan musim pertamanya untuk perkembangan secara vegetatif Perkembangan
vegetatif tanaman dua musim ini meliputi tumbuhnya organ-organ tanaman, seperti
daun, akar, dan batang. Fase generatif tanaman ini menghasilkan buah, biji, dan
bunga . Tanamn dua musim ini kemudian akan mengalami masa dormansi yaitu masa
istirahat biji, dan kondisi masih tetap dalam fase satu. dan musim keduanya
untuk perkembangan generatif.
Kondisi lingkungan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi siklus hidup dari tanaman dua musim tersebut, seperti
kondisi iklim. Tanaman duan musim tidak akan bisa dalam keadaan suhu yang
sangat ekstrim dingin. Bisaun untuk persentasi hidup secara maksimalnya sangat
kecil. Siklus hidup tanaman dua musim akan lebih singkat jika kondisi iklim di
lingkungan sekitarnya ekstrim dalam artinya dingin. Kondisi iklim yang sangat
ektrim ini cocok untuk jenis tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Tanaman tersebut contohnya adalah kol yang sangat cocok dengan kondisi
lingkungan dingin yang banyak dibudidayakan di daerah Kota Malang.
Bagian-bagian tanaman dua musim
berikut ini bisa untuk dikonsumsi seperti batang, umbi, daun, dan bunga dan
buah. Bagian umbi, batang, daun, dan bunga tersebut baik pada jenis tanaman
sayuran maupun buah-buahan. Tanaman dwitahun yang dapat dimanfaatkan dari segi
umbi yaitu singkong, dari segi batangnya yaitu tanaman tebu, dari segi bunganya
yaitu kubis, dan dari segi buahnya yaitu buah pisang.
Tanaman dua musim memiliki manfaat
yang sangat diperlukan untuk kebutuhan manusia, yaitu konsumsi. Sayuran
diperlukan manusia untuk konsumsi yang dapat diolah menjadi beberapa olahan
sayuran, seperti kubis dan kol..
Kandungan dari tanaman-tanaman dua musim
ini terutama sayuran dan buah sangat diperlukan tubuh, oleh karena itu sayuran
dan buah tergolong kedalam empat sehat lima sempurna. Tanaman dua musim jugamemiliki
daya saing dengan tanaman tahunan. Sebagian besar tanaman yang dikelompokkan
berdasarkan siklus hidupnya memiliki beragam manfaat bagi manusia. Hampir semua
bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan dan berguna untuk kehidupan manusia.
Bagian atas yaitu Bunga hingga bagian bawah, yaitu umbi dapat dikonsumsi yang
kaya akan kandungan tertentu, seperti karbohidrat, dan vitamin.
Pengetahuan tentang pengembangan dan
teknik budidaya yang baik juga diperlukan untuk budidaya tanaman dua musim ini.
Penanaman yang sesuai dengan sistem dan tekniknya akan memberikan hasil yang
tinggi dan dapat produksi yang meningkat. Oleh karena itu, kami melakkukan
praktikum untuk mengetahui tanaman dua musim untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
selanjutnya.
1.2 Tujuan
Mahasiswa
mengetahui dan mengenal tanaman dua musim baik fungsinya bagi manusia,
taksonomi, morfologi maupun teknik budidayanya.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya
tanaman dua musim perlu memperhatikan kondisi iklim yang ada. Musim penghujan
sangatlah tidak cocok untuk budidaya tanaman dua musim dikarenakan curah hujan
yang tinggi akan menyebabkan bunga yang terbentuk akan mudah gugur sehingga
buah yang akan dihasilkan tidak akan maksimal. Hal tersebut berkaitan dengan
fase pertumbuhan tanaman dua musim yaitu fase vegetatif yang lebih panjang
sehingga fase generatif untuk mengahsilkan tanaman cenderung lebih pendek. Umur
yang pendek tersebut akan menyebabkan tanaman lebih cepat mati dan produksi
akan menurun. Dominasi fase vegetatif sangatlah tidak diinginkan oleh petani
untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Frans dkk., 2015).
Tujuan dari adanya penelitian
tanaman dua musim adalah untuk mencari tengtang taksonomi, morfologi dan teknik
budidayanya. Teknologi juga merupakan salah satu tujuan dari diadakannya
penelitian terhadap tanaman dua musim, agar dapat mengetahui teknologi
teknologi apa saya yang dibutuhkan untuk tanaman dau musim seperti pisang,
tebu, wortel, kol, singkong. Menciptakan teknologi teknologi yang sesuai dengan
teknik budidayanya agar hasil menjadi meningkat dan dapat menambah daya saing
antar komoditas ( Rizal dkk., 2015).
Menurut Ambarita dkk. (2015),
terdapat beberapa jenis tanaman dua musim seperti tanaman pisangyang memiliki
perbedaan dengan jenis pisang lainnya. Hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor
lingkungan yang menyebabkan tanaman pisang tumbuh berbeda dan produksi buah
juga berbeda. Pada umumnya buah pisang bisa hidup di tempat tempat tempat
daerah tropis mana saja walaupun tanpa haryus ditanam. Akan tetapi apabila
dengan penambahan suatu sentuhan seperti tenik budidaya dan menerapkan sistem
sistemnya akan menambah daya jual dari hasil tersebut. Bentuk buah pisang
sebagai tanaman dua musim dan berorientasi pasar jika bentuk buahnya panjang
dan tidak terdapat kotoran. Perbedaan dominasi pisang diharapkan akan
meningkatkan produksi buah dan meningkatkan nilai jual dari tanaman dua musim
lainnya.
Tanaman pisang memiliki kandungan
manfaat yang banyak selain buahnya yang bisa digunakan sebagai makanan olahan
bagi manusia, kulitnya juga bisa digunakan sebagai pakan hewan ternak seperti
kambing dan sapi. Bukan hanya buahnya saja akan tetapi batang, kulit dan daun
pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan, pakan ternak dan pupuk. Kandungan
kalium yang ada dalam buah pisang juga sangatlah tinggi dan bermanfaat sebagai
pereda dan menurunkan resiko stroke. Di
Amerika Latin, mengekspor pisang sudah menjadi tradisi sejak dulu, bahkan telah
menjadi suatu keharusan karena banyaknya petani kreatif yang mampu
mengembangkan inovasinya untuk maju. Bahkan kulit pisangpun bisa dijadikan
suatu nilai ekonomis tersendiri seperti olah menjadi pupuk dan pakan ternak
(Elizabeth.,2015).
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
Pengantar Ilmu Tanaman dengan acara Pengenalan Tanaman Dua Musim dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 5 Oktober 2017 pukul
09.00-selesai. Bertempat di Agroteknopark Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Tanaman
yang diamati.
3.2.2 Bahan
1. Alat
tulis.
2. Meja
dada.
3. Penggaris
4. Tabel
pengamatan.
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Menyiapkan
alat dan bahan
2. Menetapkan
objek tanaman yang diamati.
3. Menggambar
bentuk tanaman yang diamati dan memberi keterangan bagian-bagiannya.
4. Mengisi
tabel pengamatan dan mendokumentasikannya.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Jenis
tanaman dan taksonominya.
2. Gambar
keseluruhan tanaman.
3. Bagian-bagian
Tanaman.
4. Ciri-ciri
morfologi tanaman.
3.5
Analisis Data
Pada
praktikum peta zona agroekologi yang dilakukan di laboratorium fisiologi
tumbuhan yaitu menggunakan pengamatan deskriptif.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel
1.
|
Deskripsi
|
Tanaman
pisang
|
Kingdom
|
Plantae
|
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
|
Kelas
|
Liliosida
|
|
Ordo
|
Zingiberales
|
|
Famili
|
Musaceae
|
|
Genus
|
Musa
|
|
Spesies
|
Musa
paradisae
|
4.1.2
2.
|
Dokumentasi
(Fase)
|
Deskripsi
(Morfologi)
|
pada gambar
nomor 4 ini termasuk dalam fase 1 yaitu pada fase vegeratif awal. Terjadi
pada usia1-3 bulan. Sudah muncul tunas disamping induk pisang, batang semu
berwarna hujau muda tinggi 30-40 cm, diameter sekitar 5-10 cm, daun belum
muncul, daun masih belum terbentuk dan berakar serabut.
|
||
Fase
: 2 (vegetatif)
|
Pada gambar
nomor 1 ini termasuk dalam fase 2 yaitu pada fase vegeratif (pertumbuhan dan
perkembangan organ anatomi). Terjadi pada usia 4-6 bulan. Sudah terbentuk 6
daun, tingginya setitar 2 meter, berdiameter 15-20 cm. warna batangnya hijau
kecoklatan. Berakar serabut.
|
Fase
: 5 (generatif)
Sudah berbuah (muncul bunga dan bakal buah)
|
Pada gambar
nomor 2 ini termasuk dalam fase 5 yaitu fase generative (pembentukan bunga
dan buah). Terjadi pada bulan 7-15 bulan. Daunnya sedikit demi sedikit
mongering. Mulai muncul bunga dan buah. Muncul beberapa tunas. Tingginya
sekitar 2,5 meter dan berakar serabut. Fase ini mulai melakukan pegisian buah
dari hasil fotosintesis (fotosintat)
|
4..2 Pembahasan
Tanaman
pisang adalah tanaman yang mempunyai siklus hidup dalam dua
musim. Tanaman pisang termasuk kedalam keluarga musaceae dengan nama latin Musa Paradisiaca. Dalam proses hidupnya
tanaman pisang memiliki 5 fase siklus hidup.
Fase
pertama pada tanaman pisang yaitu fase vegetatif awal atau masa tunas. Fase
pertama pada praktikum kali ini memiliki ciri-ciri tunas pisang muncul
disamping induk pohon pisang, batang semu memiliki tinggi antara 30 cm sampai
40 cm, dengan diameter batang semu sekitar 5 sampai 10 cm. Pada fase vegetative awal daun belum muncul
dan belum terbentuk. Pada fase ini belum terbentuk bonggol karena tunas masih
menyatu dengan bonggol induk dan menerima fotosintat dari induknya. Fase
pertama terjadi selama 1 sampai 3 bulan.
Setelah
mengalami fase pertama, tanaman pisang masuk kedalam fase kedua yaitu fase
vegetatif. Pada fase ini sudah bisa menghasilkan fotosintat yang difokuskan
untuk pertumbuhan dan perkembangan anatomi tanaman pisang. Fase ini terjadi
pada usia antara 4 sampai 6 bulan dengan ciri-ciri ketinggian kurang lebih 2
meter, diameter batang 15-20 cm, warna batang hijau kecoklatan, dengan jumlah
daun sebanyak 6 helai.
Setelah mengalami fase vegetatif diamana pembentukan anatomi pada tanaman
pisang sudah sempurna, hasil fotosintat kemudian disimpan untuk dijadikan
cadangan makanan. Setelah cadangan makanan terkumpul didalam bonggol pisang,
hasil fotosintat diubah menjadi bunga dan buah. Pada fase ini disebut fase
generatif dimana hasil fotosintat difokuskan untuk pembentukan cadangan
makanan. Setelah semua fase tersebut selesai dilakukan tanaman pisan akan
kering dan kemudian mati.
BAB 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
pengamatan dan pembahasan yang sudah dilakukan, kita dapat menarik
kesimpulannya yaitu:
1. tanaman
dua musim merupakan tanaman yang siklus hidupnya melewati masa selama dua
musim.
2. tanaman
dua musim yang kita amati yaitu tanaman pisang yang memiliki fase vegetatif dan
generatif. Fase vegetatif difokuskan untuk pembentukan anatomi tubuh tanaman
pisang, dan fase generatif untuk pembentukan bunga dan buah.
5.2 Saran
Dengan
melakukan pengamatan pada praktikum pengenalan tanaman dua musim kita harus
mengamati dan mencatat data secara detail, supaya pada saat membuat laporan kita tidak kesulitan untuk
menyusun laporan tersebut. Praktikum ini diharapkan dapat membuat praktikan
mengetahui tentang fungsi, taksonomi, morfologi maupun
teknik budidaya pada tanaman dua musim khusunya tanaman pisang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, M.D.Y., E.S. Bayu, H. Setiado.2015. Identifikasi
Karakter Morfologi Pisang (Musa spp.)
di Kabupaten Deli Serdang. Agroekoteknologi,
4(1): 1911-1924.
Barker,
W.G., F.C. Steaward. 2013. The Transition from the Vegetative to the Floral
Shoot in Musa acuminata cv. Gros Michel. Annals Of Botany, 26(3): 413-423.
Fageria,
N. K. 2009. The Use of Nutriens in Crop
Plants. United State of America: CRC Press.
Frans, M.G.S., Irsal, E.H. Kardhinata. 2015. Pengaruh
Curah Hujan terhadap Produksi Tebu (Saccharum
offisinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II. Agroekoteknologi, 3(4): 1539-1545.
Gross, K.L., P.A. Werner. 2013. Colonizing Abilities of 'Biennial' Plant
Species in Relation to Ground Cover: Implications for their Distributions in a
Successional Sere. Ecology, 63(4):
921-931.
Rizal, M., R. Widowati.,
S.P Rahayu. 2015. Perbaikan Teknologi Budidaya Pisang Kepok dan Analisis
Usaha Taninya
di Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur. Teknologi
Budidaya Pisang Kepok, 1(7): 1678-1682.
Wina, E. 2015.Tanaman
Pisang Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Penelitian Ternak, 11(1): 1-20.
Comments
Post a Comment